Minggu, 06 November 2011

NAMA DAN NOMOR AKUN DALAM PERUSAHAAN DAGANG

NOMOR/KODE AKUN NAMA/PERKIRAAN AKUN

101 KAS
102 PERSEDIAAN BARANG DAGANG
103 PIUTANG USAHA
104 PENYISIHAN PIUTANG USAHA
105 WESEL TAGIH
106 PERLENGKAPAN
107 IKLAN DIBAYAR DIMUKA
108 SEWA DIBAYAR DIMUKA
109 ASURANSI DIBAYAR DIMUKA
111 PERALATAN
112 AKUMULASI PENYUSUTAN PERALATAN
113 KENDARAAN
114 AKUMULASI PENYUSUTAN PERALATANAN KENDARAAN
115 GEDUNG
116 AKUMULASI PENYUSUTAN GEDUNG
201 UTANG USAHA/DAGANG
202 UTANG WESEL
203 BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
203 UTANG GAJI
203 UTANG SEWA GEDUNG
204 UTANG PAJAK PENGHASILAN
205 UTANG HIPOTEK
206 UTANG OBLIGASI
300 MODAL/EKUITAS
301 PRIVE
400 PENJUALAN
401 RETUR PENJUALAN
402 POTONGAN PENJUALAN
500 PEMBELIAN
501 BEBAN ANGKUT PEMBELIAN
502 POTONGAN PEMBELIAN
600 BEBAN GAJI TOKO
601 BEBAN GAJI KANTOR
602 BEBAN SEWA GEDUNG
603 BEBAN ASURANSI
604 BEBAN PENYESUAIAN PIUTANG
605 BEBAN PERLENGKAPAN KANTOR
606 BEBAN PERLENGKAPAN TOKO
607 BEBAN IKLAN
608 BEBAN PENYUSUTAN PERALATAN
609 BEBAN PENYUSUTAN GEDUNG
610 BEBAN BUNGA
611 BEBAN LISTRIK DAN TELEPON
612 BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM
611 BEBAN LAIN-LAIN

KETERANGAN
 Nomer/ Kode Dan Nama/Perkiraan Akun Diatas Adalah Kode Dan Nama Akun Yang Berlaku Secara Umum.
 Banyaknya Akun Disesuaikan Dengan Kondisi Perusahaan Yang Bersangkutan. Semakin Besar Perusahaan, Akun/ Perkiraan Akan Semakin Banyak Dan Kompleks
 Untuk Kode/ Nomor Akun Dapat Disesuaikan Dengan Kebijakan Perusahaan, Penomoran Akunnya Boleh Secara Numerik (Seperti Tabel Diatas), Kode Angka Blok, Kode Angka Desimal, Maupun Kode Mnemonik. Tapi Yang Paling Banyak Dipakai Adalah Yang Secara Numerik Seperti Diatas.

Selasa, 01 November 2011

DAFTAR NOMOR/KODE DAN NAMA AKUN DALAM PERUSAHAAN JASA

NOMOR AKUN NAMA AKUN

10 aktiva lancar
101 KAS
102 PERSEDIAAN BARANG DAGANG
103 PIUTANG USAHA
104 PENYISIHAN PIUTANG USAHA
105 WESEL TAGIH
106 PERLENGKAPAN
107 IKLAN DIBAYAR DIMUKA
108 SEWA DIBAYAR DIMUKA
109 ASURANSI DIBAYAR DIMUKA
11 investasi jangka panjang
111 INVESTASI SAHAM
112 INVESTASI OBLIGASI
12 aktiva tetap
121 PERALATAN
122 AKUMULASI PENYUSUTAN PERALATAN
123 KENDARAAN
124 AKUMULASI PENYUSUTAN PERALATANAN KENDARAAN
125 GEDUNG
126 AKUMULASI PENYUSUTAN GEDUNG
127 TANAH
13 aktiva tetap tak berwujud
131 HAK PATEN
132 HAK CIPTA
133 MERK DAGANG
134 GOODWILL
135 FRANCHISE
14 aktiva lain-lain
141 MESIN YANG TIDAK DIGUNAKAN
142 BEBAN YANG DITANGGUHKAN
143 PIUTANG KEPADA PEMEGANG SAHAM
144 BEBAN EMISI SAHAM
20 kewajiban/utang lancar
201 UTANG USAHA
202 UTANG WESEL
203 BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
204 UTANG GAJI
205 UTANG SEWA GEDUNG
206 UTANG PAJAK PENGHASILAN
21 kewajiban jangka panjang
211 UTANG HIPOTEK
212 UTANG OBLIGASI
213 UTANG GADAI
30 ekuitas/ modal
301 MODAL/EKUITAS PEMILIK
302 PRIVE
40 pendapatan
401 PENDAPATAN USAHA
410 PENDAPATAN DILUAR USAHA
50 beban
501 BEBAN GAJI TOKO
502 BEBAN GAJI KANTOR
503 BEBAN SEWA GEDUNG
504 BEBAN PENYESUAIAN PIUTANG
505 BEBAN PERLENGKAPAN KANTOR
506 BEBAN PERLENGKAPAN TOKO
507 BEBAN IKLAN
508 BEBAN PENYUSUTAN PERALATAN
509 BEBAN PENYUSUTAN GEDUNG
510 BEBAN BUNGA
511 BEBAN LAIN-LAIN

KETERANGAN
 Nomer/ Kode Dan Nama/Perkiraan Akun Diatas Adalah Kode Dan Nama Akun Yang Berlaku Secara Umum.
 Banyaknya Akun Disesuaikan Dengan Kondisi Perusahaan Yang Bersangkutan. Semakin Besar Perusahaan, Akun/ Perkiraan Akan Semakin Banyak Dan Kompleks
 Untuk Kode/ Nomor Akun Dapat Disesuaikan Dengan Kebijakan Perusahaan, Penomoran Akunnya Boleh Secara Numerik (Seperti Tabel Diatas), Kode Angka Blok, Kode Angka Desimal, Maupun Kode Mnemonik. Tapi Yang Paling Banyak Dipakai Adalah Yang Secara Numerik Seperti Diatas. Untuk nomer akun, dari 3 digit angka tersebut. Contoh 101= kas, (1) menunjukkan golongan akun harta, (0) menunjukkan bahwa harta/aktiva tsb merupakan harta/aktiva lancer, no (1) selanjutnya merupakan nama akun tersebut yakni kas

jurnal umum untuk perusahaan dagang

Ehm… daripada gada gawe aq coba inget-inget materi akuntansi jaman SMA, sypa tw ada yang baru belajar akuntansi butuh referensi tambahan mengenai akuntansi dalam perusahaan dagang hehe.. o’k selamat membaca semoga bermanfaat.
Transaksi di Perusahaan Dagang

Transaksi utama Pada perusahaan dagang adalah transaksi penjualan dan pembelian. sesuai dengan kegiatan utamanya yaitu transaksi pembelian dan transaksi penjualan. Dalam transaksi pembelian akan timbul ongkos angkut, pajak pertambahan nilai, potongan pembelian dan retur pembelian.
Demikian juga halnya yang akan terjadi pada transaksi penjualan. Pada pembahasan ini akan dibahas tiap-tiap transaksi yang terjadi di perusahaan dagang, yang meliputi:
1. Transaksi penjualan barang dagangan.
2. Transaksi pembelian barang dagangan.
3. Beban transportasi.
4. Potongan.
5. Retur.
Untuk memahami lebih lanjut berikut akan coba saya uraikan satu persatu:
1. Transaksi Penjualan Barang Dagang
Penjualan barang dagangan bisa dilaku kan secara tunai maupun secara kredit. Pada saat perusahaan menjual barang dagangannya, maka diperoleh pendapatan. Namun besarnya jumlah penjualan tidak sama dengan besarnya jumlah pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan. Hal tersebut terjadi karena harga jual barang tersebut masih mencakup harga pokok penjualan(HPP)dari barang tersebut.
Untuk perusahaan dagang, akun yang digunakan untuk mencatat penjualan barang dagang disebut akun penjualaan. Jika penjualan barang dilakukan secara tunai maka transaksinya akan dibukukan sebagai berikut:




Dan Jika penjualan barang dagangan dilakukan secara kredit, maka menimbulkan Piutang dagang yang biasanya dicatat dalam akun “ Piutang Dagang”. pada saat terjadi penjualan secara kredit, seringkali diikuti dengan syarat penjualan.
Setiap transaksi penjualan barang dagangan yang terjadi, harus memiliki bukti pendukung sebagai dokumen bisnis perusahaan. Cash register merupakan contoh bukti pendukung adanya transaksi penjualan secara tunai dan faktur penjualan merupakan salah satu contoh bukti pendukung transaksi penjualan secara kredit.
Syarat penjualan bisa berupa termin penjualan, misal yang menyatakan 2/ 10, n = 30. Termin ini memiliki makna bahwa jangka waktu pembayaran paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal transaksi, jika pembeli melakukan pembayaran maksimal 10 (sepuluh) hari setelah tanggal transaksi, penjual akan memberikan potongan penjualan sebesar 2% kepada pembeli.
Berikut contoh pencatatan transaksi penjualan secara kredit:


2. Transaksi pembelian barang dagangan
Seperti pada transaksi penjualan, pada transaksi pembelian barang daganganpun dapat dilakukan secara tunai dan secara kredit. Untuk mencatat pembelian secara tunai, jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut

Adapun Pembelian secara kredit akan menimbulkan utang yang akan dicatat dalam akun “Utang Dagang”. Berikut contoh jurnalnya.


3. Beban transportasi.
Akibat adanya beban transportasi maka muncullah akun “beban angkut pembelian”. Biasanya beban angkut pembelian dibayar secara tunai. Berikut jurnalnya:
Beban angkut penjualan…… Rp. 500.000
Kas ……………………………………………….Rp.500.000
4. Potongan
Meliputi:
a. Potongan penjualan
b. Potongan pembelian
5. Retur
Meliputi:
a. Retur pembelian
Pada waktu perusahaan membeli barang dagangan, kadang-kadang Barang yang sudah dibeli dikembalikan lagi ke penjual karena barang tidak sesuai dengan pesanan atau mutu barang dibawah standar maupun ada barang yang rusak, kejadian seperti ini disebut retur pembelian . pencatatan transaksi untuk peristiwa retur pembelian dibedakan menjadi dua yakni pencatatan retur untuk transaksi pembelian tunai dan pencatatan retur untuk transaksi pembelian secara kredit.
Untuk transaksi retur pada pembelian tunai jurnalnya sebagai berikut: (missal returnya senilai 1 juta)
Kas Rp 1000.000
Retur pembelian Rp 1000.000
Adapun Untuk transaksi retur pada pembelian kredit jurnalnya sebagai berikut: (missal returnya senilai 1 juta)
Utang dagang Rp.1000.000
Pembelian Rp.1000.000

b. Retur penjualan
Pada waktu menjual, kadang-kadang Barang yang sudah dijual dikembalikan oleh pembeli, kejadian seperti ini disebut retur penjualan.
Seperti halnya retur pembelian, pencatatan transaksi untuk peristiwa retur penjualan juga dibedakan menjadi dua yakni pencatatan retur untuk transaksi penjualan tunai dan pencatatan retur untuk transaksi penjualan secara kredit.
Contoh pencatatan Untuk transaksi retur pada penjualan tunai jurnalnya sebagai berikut: (missal returnya senilai 1 juta)
Penjualan Rp. 1000.000
Kas Rp.1000.000
berikut pencatatan Untuk transaksi retur pada penjualan kredit jurnalnya sebagai berikut: (missal returnya senilai 1 juta)
penjualan Rp.1000.000
piutang dagang Rp.1000.000

Menghitung Laju Inflasi dengan berbagai Indeks Harga:

inflasi secara umum dapat didefinisikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus. adapun untuk mrnghitung laju inflasi dapat men...